Dewasa ini slogan kebebasan perempuan seringkali diterjemahkan pada upaya eksploitasi perempuan. Hal ini jelas akan merugikan perempuan itu sendiri. Sehingga secara tidak langsung telah merenggut kemuliaan yang dimiliki perempuan dan dibutuhkan oleh masyarakat. Slogan berpartisipasi dan berinteraksi dalam segala bidang kehidupan atau dibaca emansipasi telah menjerumuskan perempuan ke dalam pangkuan dan hasrat kaum laki-laki, sehingga akan melupakan maslahat (kebaikan) kaum perempuan bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
Seringkali, seruan kebebasan perempuan lebih mengarah kepada penyesatan dari budaya masyarakat yang ditampilkan dengan cara berpakaian. Disadari ataupun tidak, tidak sedikit perempuan yang menganggap dirinya modern, dengan dalih mengikuti mode bila mengenakan pakaian yang mempertontonkan anggota tubuh, seakan-akan mengatakan kepada setiap orang khususnya laki-laki,"look at me...look at me...lok at me...Cantik khan..? Menarik khan..?
Kebebasan perempuan yang seperti inilah yang telah membebaskan dan melepaskan perempuan dari akal dan kesuciannya, yang kemudian terjerumus pada rekayasa dan kerusakan serta hilangnya harga diri seorang perempuan.
Ada tiga macam kebebasan yang telah berubah (distorsi) yaitu, kebebasan perempuan, kebebasan cinta dan kebebasan pernikahan.
1. Distorsi Kebebasan Perempuan
Perempuan yang dulunya diajak untuk menikah dan menjadi istri,sekarang lebih banyak dijadikan permainan dan perselingkuhan. Dulu, perempuan memilki kedudukan yang terhormat dalam lingkungan masyarakat dan dalam jiwa manusia sebagai seorang ibu, seorang istri dan seorang saudara. Kini Peranan tersebut sedikit demi sedikit mulai terkikis. Tidak sedikit laki-laki yang mulai melecehkan kaum perempuan. Dulu, Perempuan terjaga dari aib dan cemoohan, sekarang (maaf) malah mereka sendiri yang menuju tempat-tempat aibnya dengan dalih kebebasan.
2. Distorsi Kebebasan Cinta
Jaman dulu, cinta merupakan sarana untuk saling mengenal antara laki-laki dan perempuan dalam ikatan yang halal (perkawinan) untuk mencapai rumah tangga yang ideal. Ketika cinta berubah menjadi sebuah kebebasan antara laki-laki dan perempuan maka cinta berubah menjadi alat bagi laki-laki untuk menundukkan perempuan atau sebaliknya. Maka, ketika sesuatu berubah menjadi tipu daya, ia akan keluar dari batas yang terhormat. Bahkan, kehormatan itu sendiri menjadi kata-kata untuk menipu.
3. Distorsi Kebebasan pernikahan
Ketika pernikahan menjadi sebuah kebebasan, maka seorang perempuan akan menyerupai kedudukan seorang suami.Jika si suami diperkenankan untuk memilki istri lebih dari satu (itu juga kalau bisa adil lho?), maka si istri pun menuntut hak yang sama untuk memilki laki-laki lain selain suaminya (PIL). Hal ini meyebabkan tidak sedikit perempuan (istri) yang tidak menuruti perintah suami. Bahkan sampai meminta bercerai dari suaminya. Padahal ini sangat bertentangan dengan ajaran mulia yaitu agama Islam.
Dalam ajaran agama Islam, derajat , harkat dan martabat kaum perempuan sangat dijunjung tinggi. Al-Qur'an dan As-Sunnah mengupas secara mendalam masalah tersebut.
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. An-Nahl:97)
Perempuan Oh..Perempuan!!
04.50
EllyAjah
Posted in
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Perempuan Oh..Perempuan!!"
Posting Komentar
cOment yEa,,